
Hidup tentu saja semakin sempurna jika anak-anak yang dilahirkan juga memiliki kesempurnaan, baik fisik atau mental. Namun, ternyata saat memasuki usia tiga dan empat tahun, anak belum bisa menyebutkan warna yang diperlihatkan padanya bisa jadi pertanda buruk. Karena umumnya pada usia tersebut, anak normal akan mampu menyebutkan lima hingga sepuluh warna yang ditunjukkan dan mampu menghafalkannya. Jika anak Anda tidak bisa membedakan warna terhadap objek yang dilihat, maka perlu diwaspadai. Bisa jadi, anak mengalami kesulitan mengenal warna atau disebut pula dengan buta warna.
Pada umumnya, saat anak berusia tiga dan empat tahun, kemampuan mengenali warna secara verbal semakin meningkat. Jika anak berusia empat tahun masih mengalami kesulitan mengenali beberapa warna tertentu atau secara konsisten menggunakan warna yang salah, misalnya menyebut crayon hijau dengan cokelat, maka kemungkinan anak mengalami buta warna.
Menurut dr Wardiman SpM dari RS Mitra Keluarga Jakarta, buta warna adalah ketidakmampuan melihat warna-warna tertentu. Sementara, penglihatan normal memiliki tiga subsistem, yaitu pembeda terang-gelap, kuning-biru, serta merah-hijau. Buta warna terjadi karena kekurangan pada satu atau dua sistem tersebut.
Selain itu, buta warna juga diakibatkan karena adanya kerusakan atau kelainan pada sel kerucut yang terdapat pada retina sentral. Penyebab lain karena retina mata memiliki sel-sel berbentuk batang. Sel-sel kerucut sendiri terdiri dari tiga macam, yakni sel kerucut untuk warna merah, warna biru, dan warna hijau. Jika salah satu terganggu, maka proses membedakan warna akan ikut terganggu.
Buta warna, menurut Wardiman, dapat bersifat kongenital (diturunkan) dan buta warna acquired (yang didapat). Namun, sebagian besar terjadi secara kongenital. Buta warna kongenital paling banyak terjadi karena kelainan gen yang terangkai dengan kromosom X. Itulah yang kemudian membuat buta warna banyak diderita kaum pria dibandingkan wanita.
Adapun untuk jenis, buta warna dibedakan berdasarkan tipe kerucut yang dimiliki dichromat (buta warna sebagian) memiliki 2 dari 3 kerucut warna, manochromat (buta warna total) hanya memiliki 1 kerucut warna. Gangguan pada sel-sel kerucut tersebut bisa terjadi sebagian, bisa juga keseluruhan. Pada kasus dichromat yang umum terjadi, buta warna merah-hijau dengan sistem biru-kuning dan terang-gelap masih berfungsi.
"Ada juga kasus buta warna kuning-biru, yang hanya bisa membedakan warna merah- hijau. Namun, jika sel-sel kerucut sama sekali tidak berfungsi, maka penderita buta warna benar-benar tidak tahu warna-warna yang dilihatnya. Penderita manochromat hanya bisa melihat hitam, putih, dan abu-abu," sebutnya.
Pakar kesehatan anak (pediatrik) dari Alfred I duPont Hospital for Children Wilmington, Delaware-AS, Neil Izenberg MD dan Steven Downsend MD, mengatakan orang dikatakan memiliki gejala buta warna bila dia tidak bisa melihat gambar atau angka yang dibuat dari titik-titik berwarna.
Para dokter mata biasa menguji mereka yang diduga buta warna dengan menunjukkan sebuah gambar yang terbuat dari sekumpulan titiktitik berwarna. "Untuk beberapa orang yang punya indikasi buta warna, warna-warna merah, oranye, kuning dan hijau dianggap sebagai warna yang sama," sebut Izenberg.
(sindo//tty)
0 komentar:
BERIKAN KOMENTAR ANDA