Dalam praktiknya, teknik pijat ini menitikberatkan pada aliran chi atau energi kehidupan yang mengalir diseluruh tubuh. Berbeda dengan tekhnik akupuntur yang menggunakan jarum, tekhnik pijat ini menggunakan tongkat.
Edy, salah satu ahli pijat dan Shiatsu di Insehat mengatakan, shiatsu mirip pijat pada umumnya. Bedanya, dalam shiatsu, pemijatan dilakukan dengan menggunakan sistem perabaan tertentu. Asal mula shiatsu dapat ditelusuri dari pengobatan Cina kuno yang berkembang sekitar 2000 tahun lalu.
Penelusuran itu berisi informasi tentang penyebab sejumlah penyakit dan cara penyembuhannya. Di antaranya dengan mengubah pola makan dan gaya hidup, di samping akupuntur dan pijat.
Dalam saluran-saluran khusus atau meridian, Edy menambahkan, akupuntur menggunakan jarum, sedangkan shiatsu memakai rabaan dengan tangan pada titik-titik akupuntur. Ketidak seimbangan energi pada tubuh manusia menyebabkan berbagai masalah. Karena itu, setelah menikmati terapi shiatsu, pasien biasanya merasa dirinya lebih baik. Tidur lebih nyenyak, suasana hati lebih tenang, pikiran terkonsentrasi, tidak tegang, bahkan sejumlah penyakit lama ikut hilang.
Menurut Edy, tubuh manusia memiliki kekuatan yang dapat menghidupkan lagi sel-sel tubuh yang mati. Sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi pada mesin, yang notabene buatan manusia. “Karena itu, yang datang ke sini biasanya yang mempunyai masalah dengan kesehatan,” kata Edy.
Sebaiknya, Edy menyarankan, pasien tidak berbohong ketika merasakan sakit pada saraf tertentu. Dengan begitu, penyakit akan mudah terdeteksi. Dalam hidup sehari-hari, sebenarnya banyak tanda yang diberikan oleh saraf-saraf kita. Tanda-tanda itu seharusnya mengisyaratkan agar kita berbuat sesuatu.
“Sebagai contoh ketika kita menguap berulang kali, itu tanda agar kita secepatnya beristirahat. Bila tidak, itu merupakan contoh bahwa kita sudah memaksakan saraf untuk bekerja ekstra keras. Padahal, saraf sudah memberi sinyal akan kelelahannya,” paparnya.
Setelah di pijat, biasanya pasien akan merasa mengantuk. Tak jarang pasien tertidur. Pasien datang biasanya dengan keluhan migrain, stres, susah tidur, asma, epilepsi, ketergantungan obat, tumor, hingga gangguan organ dalam. Setiap hendak berpraktik, biasanya Edy mendeteksi pasien dengan stetoskop dan tensimeter.
Ini selalu dilakukannya untuk mengetahui tekanan darah pasien. Bila ada kelainan, Ia akan menyarankan pasien untuk menghubungi dokter terlebih dahulu. Namun, bila dalam perhitungannya pasien bisa langsung ditangani, Ia akan mulai menerapi.
Terapi dimulai dengan memijat-mijat kepala si pasien. Dari pijatan ringan di kepala, kemudian pijatan merembet ke leher. Dari leher, Ia meneruskannya ke tangan, kemudian dada hingga kaki.
Pijatannya akan diulang dan difokuskan pada titik-titik yang dirasa menjadi pusat gangguan. "Untuk pengobatan, dianjurkan melakukan pijat seminggu dua kali. Sedangkan untuk kesehatan sebulan tiga kali" imbuhnya.
Biasanya, kata dia, waktu pijat yang diperlukan untuk pengobatan kira-kira satu setengah jam dan untuk kesehatan satu jam. Agar hasilnya maksimal.
Sumber: infojambi.com
2 komentar:
thanks for visit. add u up. please dont forget to add mine and visit always. i will do the same thing.
wah kayaknya aq mesti nyoba tu shtsu......
kayaknya menyegarkan kalau abis dipijat.......
tapi gmana yah disini kagak ada.......
BERIKAN KOMENTAR ANDA