
Kayu sisa ternyata bisa diubah menjadi perabot mebel dan souvenir yang sangat indah dan berkualitas ekspor. Kegiatan kerajinan kayu di Desa Pulau Betung Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari Jambi kini bahkan menjadi mata pencaharian andalan warga.
Tongkak-tongkak kayu yang berasal dari hutan semula tidak bernilai. Sebaliknya justru mengotori lahan. Namun di tangan terampil Pak Jani, bekas tebangan kayu tersebut diubah menjadi mebel dan souvenir yang bernilai seni tinggi.
Dari limbah kayu ini Pak Jani bisa menghasilkan seperangkat meja kursi berjenis kol, naga, akar, karam, asbak, hiasan ikan serta souvenir lainnya. Harganya bervareasi seperangkat meja kursi ukuran besar bermotif naga harganya bisa mencapai 7 hingga 10 juta rupiah.
Sedangkan harga paling murah yaitu asbak dari 10 hingga 30 ribu rupiah. Peralatan yang digunakan untuk membuat mebel dan souvenir ini juga sangat sederhana.
Hanya pisau tatah, pahat kecil dan amplas serta kampak, sedangkan untuk membelah tongkak kayu digunakan gergaji mesin.

Setelah lima belas tahun Pak Jani menjadi pengrajin kayu ukir, kini sudah hampir ratusan warga melakukan kegiatan yang sama. Bahkan kini desa Pulau Betung menjadi sentra industri mebel untuk ekspor ke Eropa dan Jepang. (Tim Liputan/Sup)
sumber: www.indosiar.com
0 komentar:
BERIKAN KOMENTAR ANDA