Silahkan Masuk

Cara Mengatasi Jatuhnya Harga CPO dan Karet

Harga CPO (minyak sawit) dan karet di tingkat petani menurun tajam akibat krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Menteri Pertanian Anton Apriyantono meminta agar para petani karet menurunkan produksi. Apa langkah pemerintah lainnya?

Akibat krisis global, harga kelapa sawit saat ini menurun drastis. Kalau sebelumnya harga CPO mencapai US$ 1.400/ton, saat ini menurun menjadi US$ 530 - 600/ton. Bahkan ada sebagian buyers (pembeli luar negeri) melakukan pembatalan pembelian.

Dampak dari hal tersebut, stok CPO di dalam negeri meningkat karena tidak terserap pasar, harga TBS di tingkat petani menurun. Harga TBS petani saat ini sekitar Rp 400-500,-/kg, bahkan ada yang hanya Rp 300,-/kg. Padahal sebelum krisis, menurut Kasiran Gunawan, Kabid Penyuluhan di Asahan, Sumatera Utara, harga CPO mencapai Rp 1.800/kg. Akibatnya, beberapa kelompoktani saat ini ada yang tidak memanen, karena rendahnya harga tersebut.

Akibat krisis juga, harga agro input khususnya pupuk meningkat tajam. Harga pupuk urea yang semula sekitar Rp 3.500,-/kg, saat ini sudah melampaui Rp 7.000,-/kg. Akibatnya biaya produksi (cost of production) pun meningkat. Dikhawatirkan, kalau kondisi ini berlangsung lama investasi di bidang perkebunan menurun.

Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan pemerintah berupaya untuk bisa mengatasi jatuhnya harga CPO tersebut. Di antaranya adalah meninjau kembali Pajak Ekspor (PE). Batas bawah harga CPO yang dikenakan PE diubah dari US$ 550,-/ton menjadi US$ 750/ton. Peninjauan PE tersebut, tentunya akan dapat meningkatkan penerimaan harga TBS petani. Mentan juga mengharapkan agar harga pupuk berada pada tingkat yang wajar.

Selain itu, pemerintah akan berupaya meningkatkan penyerapan pasar dalam negeri. ”Kebijakan mandatori biofuel agar lebih dipercepat pemberlakuannya, tidak Januari 2009 tetapi Nopember 2008. Volume mandatori kiranya juga dapat ditingkatkan, paling tidak sebesar kapasitas industri biofuel dalam negeri (2,5 juta ton),” tambah Mentan.

Sumber: www.sinartani.com

Lihat Tulisan Lainnya...!!



0 komentar:

BERIKAN KOMENTAR ANDA